Jumat, 22 Juni 2018

Cuci Piringmu, Atau Denda 20 Dollar Australia!

Cuci Piringmu, Atau Denda 20 Dollar Australia!

Setelah tertunda 5 tahun, karena sesuatu dan lain hal, akhirnya kesampaian juga pergi ke Australia, tepatnya ke kota Sydney.
Perjalanan ke Sydney 21 Juni 2015 ini,kami sekeluarga via Kuala Lumpur, karena dari Palembang ke KL lanjut KL ke Sydney dengan menggunakan Air Asia harga tiketnya jauh lebih murah dibandingkan Palembang-Jakarta/Bali lanjut ke Sydney.
Ini juga karena istriku suka kutak-katik semua biro perjalanan 'on-line' dan 'blog' perjalanan wisatawan 'backpacker' yang berseliweran di dunia maya.

Di Sydney, kami menginap di Hostel Big, di jalan Elisabeth, yang merupakan pusat kota. Harga kamarnya lumayan terjangkau, mengingat kami harus memesan 'Family Room' buat 5 orang. 
Entah ancaman ini benar atau tidak, tetapi setiap penyewa kamar harus menjaminkan 'deposit' 20 dollar Australia, ini akan ditarik manajemen hotel kalau sang tamu tidak mau memberekan kamarnya sendiri, tidak mau mencuci piringnya sendiri kalau sudah makan atau memasak.
Alat dapur lengkap, kompor gas siap 24 jam, hanya kita diawasi oleh kamera CCTV kalau lalai mencuci piring.
'Wifi' hanya tersedia di 'lobby' hostel jadi jangan heran kalau sampai tengan malam, bahkan subuh banyak muka bule, oriental, india dan melayu main internet di 'lobby'.
Lukas anakku yang baru 4 tahun sempat terheran-heran melihat anak bule seumuran dia sudah ubanan.
Nah, kalau sudah ke Sydney, belum 'sah' kalau tidak foto-foto di depan 'Opera House', ini sama dengan tidak lengkap ke Palembang tanpa berfoto di jembatan Ampera atau ke Jakarta tanpa ada foto di Monas.
Beberapa teman yang dokter banyak yang iri dengan foto ini, karena mereka pernah ke Australia tetapi sendiri saat disponsori oleh lembaganya tugas belajar, namun yang bawa sepaket dengan anak istri susah. Tapi ber'backpacker' ria mereka takut.
Padahal Sydney mah aman saja, banyak pejalan kaki wanita lewat jam 18 malam ke atas bawa tas tangan yang talinya kecil tidak dibegal sama pencopet bermotor. Mungkin karena semua jalan ada kamera pengintai dan semua pengangguran sudah dikasih santunan, makanya kriminalitas jalanan minimal.
Kami hanya berwisata yang murah meriah, seperti foto di sekitar 'Opera House', ke pantai 'Bondi Beach' dan 'Manly Beach' atau ke kebun raya 'Sydney Botanical Garden' yang jadi tempat 'jogging' favorit penduduk sekitar.
Yang berbayar, paling ke 'Musium Power House' dan 'Contemporary Art Gallery' yang free atau bayarnya untuk keluarga dibawah 50 dollar Australia.
Tiga hari di Sydney tidak cukup, karena ada ratusan tujuan wisata disana yang sebulan juga belum bisa diselesaikan dengan tuntas.
Bahkan jembatan pelabuhanpun bisa dijadikan obyek wisata berbayar, kalau mau ikut manjat sampai ke ujung atasnya.
Pokoknya, kalau disiplin dan pintar survey harga, pasti selamat di Sydney, karena harga telur yang 5 dollar per 6 biji di mini market yang satu, bisa di mini market lain hanya 6 dollar per 12 biji.
Okey, yang mau 'backpackeran' ke Sydney, 10 jutaan mungkin bisa seminggu kalau sendirian, kalau sekeluarga mah ya kalikan aja, apalagi taksi pun untuk lebih 4 orang harus pakai yang jumbo.
Semoga bermanfaat!

Tidak ada komentar: