Selasa, 24 Juli 2018

Kisah Lima Wong Palembang Menyerbu Istana Osaka dan Maling yang Tertangkap Kamera di Dotonburi


Kisah Lima Wong Palembang Menyerbu Istana Osaka dan Maling yang Tertangkap Kamera di Dotonburi
Kisah ini belum pernah tercatat sejarah, karena memang baru kejadian kemarin 11 Juni 2018, ketika kami berlima sekeluarga dengan gagah berani menyerbu Istana Osaka tanpa perlawanan, tanpa bayar dan tanpa malu-malu. Kenapa? Karena kami terpaksa membayar visa ke Jepang karena paspornya tidak yang elektronik, sebab paspor jenis itu tidak dapat dibuat di kantor imigrasi Palembang. Makanya ke istana ini harus dengan semangat 45 supaya kelihatan perjuangannya oleh teman-teman semua.

Penyerbuan sebenarnya istana Osaka yang terkenal adalah saat Shogun Tokugawa Ieyasu mengepung istana ini yang dikuasai oleh Toyotomi Hideyoshi tahun 1614-1615, sebagai satu-satunya penguasa di Jepang yang berani melawannya. Istana ini dihancurkan, lalu dibangun kembali tahun 1629 dan kemudian kembali rusak saat perang perebutan kekuasaan kaisar-kaisar berikutnya maupun perang dunia kedua dan mulai direnovasi sebagai cagar budaya warisan dunia tahun 1995-1997.

Pada jaman kekaisaran Tokugawa inilah benteng atau Istana Osaka ini dibuat sangat sulit ditembus karena dilindungi oleh 2 lapis tembok yang tinggi dan dua lingkaran parit yang luas seperti terlihat pada maketnya di atas.
Konon samurai terkenal Miyamoto Mushasi terlibat dalam perang di Istana Osaka tahun 1614-1615 di pihak Toyotomi Hideyosi, namun walaupun kalah, dia diampuni oleh Shogun Tokugawa dan tetap melanjutkan petualangannya sampai jadi pertapa dan meninggal dunia di tahun 1645.
Selesai menjelajahi istana bagian luar (karena kalau masuk harus bayar dan waktu terbatas), saya dan anak-anak ikutan saja mamanya ke pusat perbelanjaan di Osaka yang terkenal namanya Dotonburi naik kereta "subway", sebab kalau naik taksi di Jepang dengan jumlah penumpang 5, bisa dipastikan uang koyak minimal 1 juta rupiah sekali jalan.
Pusat belanja Dotonburi (do.pri)
Pusat belanja Dotonburi (do.pri)
Tempat ini banyak barang berkualitas dengan harga yang bersaing, sehingga konon banyak pembeli dari Indonesia senang berbelanja disini untuk dipakai sendiri, oleh-oleh ataupun dijual lagi. Jangan tanya apa yang dibeli mamanya anak-anak disini, karena itu rahasia dan biarlah tetap menjadi misteri bagi kita semua.
Konon makanan yang ada cumi-cuminya bernama takoyaki asalnya dari daerah sini dan kamipun mencobanya di salah satu restoran disini dan memang berbeda nian cita rasanya dengan yang dibuat di bagian kota Osaka yang lain.

Lalu apakah benar saya berhasil menangkap kamera adanya maling di Dotonburi ini? Atau hanya mencari sensasi judul supaya tulisan ini ramai dikunjungi? Jawabannya benar dua-duanya, saya menangkap di "handycam" ada "The Maling" dan saya juga sebenarnya ingin teman-teman tertarik dengan wisata ke Osaka yang konon kabarnya banyak penerbangan promo dari Jakarta dengan berbagai maskapai "budget" asalkan jangan pesan tiket di "high season" dan waktunya mepet.
Sebenarnya di Osaka ada beberapa tempat wisata lain seperti Universal Studio dan Akuarium mirip "Sea World" di Ancol, tetapi kami tidak berwisata ke tempat yang berkarcis mahal sementara di tempat lain di dunia sudah ada yang sejenis dan sudah kami kunjungi.
Demikianlah oleh-oleh capeknya di Osaka, besok lanjut lagi ke Tokyo. Ditunggu,ya...
dari FB Kompal
dari FB Kompal

Tidak ada komentar: