Rabu, 25 Juli 2018

Ternyata Ada Juga yang Merayakan Lebaran di Hutan Bambu Arashiyama, Kyoto

Ternyata Ada Juga yang Merayakan Lebaran di Hutan Bambu Arashiyama, Kyoto
Umat Muslim berlebaran di hutan bambu Kyoto (dok.pri.)

Tanggal 14 Juni 2018, sesuai informasi Kompasianer Sigit, saya dan keluarga menyempatkan diri ke pantai Odaiba, Tokyo, tempat wisata alam dan diramu dengan wisata wahana yang menarik seperti "Aqua City" dan patung Liberty mini serta patung robot raksasa di salah satu "mall" disana.
Patung liberty mini di Odaiba, Tokyo (dok.pri.)
Patung liberty mini di Odaiba, Tokyo (dok.pri.)
patung robot di Odaiba, Tokyo (dok.pri)
patung robot di Odaiba, Tokyo (dok.pri)
Menuju Odaiba, kita harus naik Subway ke arah Ginza, lalu dari sana membeli karcis kereta khusus ke wilayah Odaiba, karena kereta ini sejenis LRT yang dikemudikan 100% komputer tanpa awak.
Seharian itu kami jalan-jalan dan menikmati suasana pantai di Odaiba lalu malamnya naik bus "patas" ke Kyoto pukul 21.00 dari stasiun Shinjuku. Perjalanan ke Kyoto selama 6-7  jam dan sampai di kota itu kira-kira sampai disana tanggal 15 Juni 2018 pukul 4 pagi. Bagi umat muslim maka hari itu adalah hari Idhul Fitri dan kebetulan di Jepang , Kyoto adalah kota yang mencanangkan "muslim Friendly" pertama kalinya.
Kami ke Hostel Hana Kyoto di dekat Kyoto Tower dan belum boleh "check in" karena waktunya pukul 15.00, tetapi enaknya disini calon tamu boleh menumpang mandi di kamar mandinya walaupun belum memegang kunci kamar.
di Kyoto Tower (dok.pri)
di Kyoto Tower (dok.pri)
Apa yang terkenal di Kyoto? Kota yang pernah menjadi ibukota Jepang sebelum pindah ke Tokyo ini memiliki sebuah istana raja Nijo Jo Castle dan sebuah hutan bambu dan hutan monyet yang terkenal di dunia. Bayangkan, hutan bambu saja jadi obyek wisata, "gitu, lho", kepikiran enggak?
Kami membeli tiket bus terusan di hostel karena jatuhnya lebih hemat. Pertama kita ke istana Nijo Jo dengan bus nomor 101, yang merupakan tempat tinggal kaisar setelah samurai klan Shogun Tokugawa menyerahkan otoritasnya ke kerajaan. 
kyoto-nijo-jo-foto-5b25ee7fbde575373f7020e3.jpg
kyoto-nijo-jo-foto-5b25ee7fbde575373f7020e3.jpg
Istana ini ramai dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara karena sejarahnya cukup panjang dan bentuk bangunannya unik. Kembali kami tidak masuk di dalam istana karena sangat ramai dan waktu kami sempit. 
Pemandangan Arashiyama (dok.pri)
Pemandangan Arashiyama (dok.pri)
Target utama kami adalah ke hutan wisata Arashiyama yang menjadi tempat wajib dikunjungi di Kyoto karena ada hutan bambu alami dan hutan monyet liar disana. Dari istana kami balik ke stasiun lagi dengan bus yang sama lalu naik bus nomor 28 ke hutan tersebut.
Tempat ini juga ada kuil Budha terkenal Ternryuji, yang menjadi warisan dunia, karena ada legenda banyak naga di wilayah kuil ini yang menjaganya.
Berlanjut kita ke hutan bambu alam di Arashiyama yang cukup luas dan terawat dengan baik, banyak kendaraan tradisional Jepang "Rickshaw", seperti kereta yang ditarik oleh orang, pengunjung dapat menyewanya kalau mau. Harganya saya tidak tanya, karena takut kalau tidak jadi si "mamang rickshaw" marah lagi.

Konon hutan bambu ini tempat yang ideal untuk foto "prewedding" dan foto bersama pasangan suami istri atau sekeluarga di Kyoto agar selalu langgeng kasih sayangnya.
Hutan bambu Arashiyama, Kyoto (dok.pri)
Hutan bambu Arashiyama, Kyoto (dok.pri)
Saat perjalanan pulang inilah saya sempat bertemu 3 muda-mudi atau suami istri berseragam biru laut berbusana muslim (baju koko dan berhijab), berwajah melayu, ikut naik ke arah hutan bambu yang rindang tersebut, padahal hari itu adalah 1 Syawal 1439 Hijriah, berarti umat muslim di Kyoto pun ikut memanfaatkan liburan akhir pekan ke hutan wisata ini, mungkin untuk bersilahturahmi dengan sanak keluarga di negara aslinya belum sempat, sementara umat muslim di Kyoto sendiri sudah bermaaf-maafan saat Sholat Ied di pagi hari, waktu itu hari menunjukkan pukul 14.30 waktu setempat.
Pulang dari Arashiyama naik bus nomor 76 ke Stasiun bus Kyoto, kami tiba di hostel pukul 16. 30 dan setelah "check-in" dan mandi langsung semua tertidur. Sempat terbangun di pukul 2 atau 3 pagi di tanggal 16 Juni menonton sepak bola piala dunia 2018 di Rusia saat Portugal menahan imbang Spanyol 3-3, dimana Christiano Ronaldo mencatatkan "hattrick".
Pukul 8 paginya lebaran kedua, saya sekeluarga ke stasiun bus Aventi mengambil bus ke Kansai Airport yang merupakan bandara apung di Jepang berdekatan dengan 3 kota, yaitu Osaka, Kyoto dan Nara. Bandara ini sangat canggih dan modern, bersih dan penerbangannya tepat waktu.
Pesawat kami berangkat pukul 12.40 di Kansai Airport dan tiba di KLIA 2 (Kuala Lumpur International Airport 2) yang khusus untuk maskapai Air Asia, di pukul 19.30 malam, barulah suasana lebaran terasa dengan disambut kata "Maaf Lahir dan Batin".
Maaf lahir bathin di KLIA 2 Malaysia (dok.pri.)
Maaf lahir bathin di KLIA 2 Malaysia (dok.pri.)
dari FB Kompal
dari FB Kompal

Tidak ada komentar: